Tuesday, June 5, 2012

Balanced Scorecard


Menurut Kaplan dan Norton (1996),  Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sementara itu Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan  Balanced Scorecard sebagai: “a measurement and management system that views a business unit’s performance from four  perspectives: financial, customer, internal business process, and learning and growth.”

Dengan demikian,  Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukur kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan  secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun nonkeuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pendekatan Balance Scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok, yaitu (Kaplan dan Norton, 1996):
1.  Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham? (perspektif keuangan)
2.  Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif pelanggan)
3.  Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (perspektif bisnis internal)
4.  Apa perusahaan harus terus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara berkesinambungan? (perspektif pertumbuhan dan pembelajaran)

Selain itu, Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton  (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi :
1.  Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
2.  Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3.  Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4.  Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis

Dengan  Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang, dan bagaimana perusahaan tersebut harus meningkatkan kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di  masa mendatang.

Melalui  Balanced Scorecard diharapkan bahwa pengukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan dapat menjadi bagian dari sistem  informasi bagi seluruh pegawai dan tingkatan dalam organisasi. Saat ini  Balance Scorecard   tidak lagi dianggap sebagai pengukur kinerja, namun telah menjadi sebuah rerangka berpikir dalam pengembangan strategi.

PUSTAKA

Kaplan, R. S. dan David P. Norton. 2000.  Balance Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi
Aksi, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R. Penerbit Erlangga. Jakarta.

No comments: